Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ramadhan dan Visi Pendidikan Keluarga



Bulan Ramadhan seperti saat ini adalah momentum emas untuk bergaul lebih intensif dengan anak-anak kita. Semestinya kita bisa meluangkan waktu untuk lebih dekat kepada anak-anak kita di bulan Ramadhan ini dan berupaya mendidiknya secara islami. Orang tualah yang sesungguhnya berkewajiban mewarnai anak-anak mereka dengan warna dan nilai-nilai ajaran Islam yang mulia.

Rasulullah saw bersabda:

“Setiap bayi lahir atas dasar kefitrahan, kedua orang tuanya lah yang kemudian membuatnya menjadi Nasrani, Yahudi atau Majusi’ (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam mendidik anak atau sering disebut dengan tarbiyatul aulad, perlu rasanya kita mempunyai panduan utama agar fokus dalam melaksanakannya. Mari sedikit kita merenungi tiga ayat di bawah ini yang semuanya memandu kita dalam mengaplikasikan pendidikan anak islami yang ideal di rumah-rumah kita.

Pertama: Visi penjagaan diri dan keluarga dari kemaksiatan

Allah berfirman:

“ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan". (QS.At-Tahrim:6)

Ayat di atas menjadi inspirasi visi petama setiap orang tua dalam pendidikan anak. Yaitu bagaimana menjaga diri sendiri dan

keluarga dari setiap kemaksiatan yang akan mengkibatkan murka Allah SWT. Para orang tua harus memberikan proteksi kepada anak dalam batas-bataas tertentu. Mengetahui ke mana dan di mana mereka bermain dan berkumpul bersama teman-teman, menyeleksi pergaulan anak dengan baik dan tidak brlebih-lebihan. Tentu saja proses ini tidak hanya memerlukan proteksi tapi juga penanaman akhlak sejak dini agar mereka mengenal apa yang boleh dan tidak boleh dalam kehidupan ini.

Visi kedua: Menyayangi bukan berarti memanjakan berlebihan

Allah SWT berfirman:

“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi." (QS. Munafiqun:9).

Anak bisa menjadi ujian keimanan bagi kedua orang tuanya. Rasa sayang yang berlebihan senantiasa membawa kita pada pembolehan dalam banyak hal. Bahkan bisa jadi melewati batas dan ketentuan syariah. Setiap orang tua tentu berhak membahagiakan anaknya, apalagi dalam masa liburan ini. Namun tentu menjadi sangat disayangkan, jika membahagiakan anak secara berlebihan, memanjakan hingga membuat para orang tua lalai memenuhi kewajiban-kewajiban asasi dalam agama inni.

Visi ketiga: Mendidik dengan komprehensif

Allah SWTnberfirman:

“Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Furqan:74).

Hampir setiap hari kita menyenandungkan doa di atas. Sebuah doa yang mengandung makna begitu dalam tentang pendidikan anak. Yaitu bagaimana kita berusaha menjadikan anak-anak kita bukan saja sebagai qurrota a’yun atau penyejuk mata penyenang hati, namun juga berusaha menjadikan untuk menjadi pemimpin orang yang bertaqwa. Dalam doa di atas kita mentargetkan untuk menjadi pemimpin orang yang bertakwa. Karenanya pendidikan anak dalam islam harus diisi dengan kurikulum hebat yang mengantarkan pada target-target tersebut. Pendidikan anak dalam Islam hendaknya bersifat komprehensif dan integral, meliputi setiap aspek dalam kehidupan. Seperti: pendidikan aqidah, pendidikan ruhiyah, pendidikan jasadiyah, dan juga fikriyah dan akhlak.

Wallahu a’lam bi alshowaab.

Ikuti Instagram, twitter dan facebook pks tembalang untuk update berita lainnya.