Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Amalan Anggota PKS di Bulan Ramadhan


Setiap manusia mempunyai visi yang menjadi fokus bagi harapan, pemikiran, perencanaan dan amal-amalnya.

Bagi seorang mukmin, visi hidup sudah sangat jelas, yaitu “Perjumpaan Dengan Pencipta; Allah swt.” Dan, peta untuk mencapai visi juga sangat terang benderang, yaitu “Jalan Lurus” yang rinciannya terdapat dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. Perjalanan menuju Allah swt. sesuai peta yang disebut “Taqrrub Ilallah (mendekatkan diri kepada Allah swt.), ibadah, atau amal shalih,” tidaklah mudah. Ia ibarat jalan terjal yang mendaki dan diliputi banyak jebakan. Sebab dunia mempunyai daya tarik yang luar biasa bagi manusia, terutama saat dihiasi dan dipercantik oleh syetan yang menjadi musuh bebuyutan manusia. Karena itu, meski jalan telah jelas, masih ada manusia yang berbelok-belok, hingga makin jauh dari perjalanan menuju Allah swt. Bahkan ada yang berbalik arah, akhirnya tersesat dengan kesesatan yang nyata.

Agar mukmin tidak lalai dengan visinya, menyimpang dalam perjalanan menuju visi, atau bahkan tersesat, hingga tidak lagi menemukan visinya, maka Allah swt. Yang Maha Kasih memberikan rambu-rambu perjalanan, di antara rambu-rambu tersebut adalah wirid-wirid yang diwariskan oleh Rasulullah saw. buat umatnya (Al-Maktsurat). 

Apabila aktivis dakwah mengamalkan wirid-wirid yang ada di dalamnya secara rutin, meresapi makna yang terkandung di dalamnya, dan mengikuti arah yang ditunjukkannya, maka – InsyaAllah- ia akan eksis dalam perjalanan menuju Allah swt., berlomba dengan sesama aktivis, bahkan berlari kencang .....

ِ إِنِيّ لَكُم مِّنْهُ نَذِيرٌ مُّبِ ين فَفِرُّوا إِلَى ا َّ
“Maka segeralah kembali kepada (menaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu.” (Adz-Dzariyat: 50)

Wirid-Wirid tersebut adalah:

PERTAMA: AMALAN PAGI DAN PETANG, 

Yaitu ayat-ayat Al-Qur'an dan beberapa ungkapan dari Rasulullah saw. yang dianjurkan dibaca secara rutin di pagi hari, mulai bada shubuh hingga menjelang waktu zhuhur, dan secara rutin di sore hari mulai dari ba’da shalat ashar hingga menjelang isya’. 

Apabila dalam kondisi bersemangat dan waktu agak longgar, maka sebaiknya dibaca secara lengkap. Khusus untuk Bulan Ramadlan, dibaca lengkap minimal 2 kali dalam satu pekan, baik pagi maupun petang, atau dua-duanya pagi, atau dua-duanya petang. Apabila kurang bersemangat dan waktu agak sempit, maka dibaca versi ringkasnya (sughra).

Apabila tidak bisa membaca secara keseluruhan, setiap pagi dan petang, maka minimal sekali bacalah wirid yang dihapal dan mempunyai makna yang melekat dalam pikiran dan hati. Diupayakan membaca wirid bersama keluarga, minimal satu kali dalam sepekan, dan sangat dianjurkan mengkaji satu wirid saat pertemuan tersebut, sehingga semakin hari semakin memahami makna wirid yang dibaca.

Semoga wirid ini tidak hanya menjadi beban tanpa ruh, atau menjadi rutinitas yang kurang makna. Tetapi menjadi rambu-rambu yang mengarahkan perjalanan menuju Allah swt., memotivasi untuk semakin mempercepat langkah taqrrub (mendekatkan diri) kepada Allah swt., dan menjadi pengingat agar tidak terpedaya oleh jebakan-jebakan syetan dalam kehidupan yang sementara ini.

KEDUA: WIRID QUR’AN

Kadar wirid setiap orang berbeda, namun ukuran normal aktivis di bulan-bulan selain Ramadlan adalah satu juz setiap hari, ditambah membaca Surat Yasin, Ad-Dukhan, Al- Waqi’ah, dan Al-Mulk setiap hari, terutama hari Jum’at atau Malam Jum’at. Khusus hari Jum’at ditambah dengan membaca Surat Al-Kahfi dan Surat Ali Imran. 

Kadar pertengahan adalah mengkhatamkan Al-Qur'an sepekan sekali, tentu ditambah Surat- Surat Pilihan di atas. Kadar tertinggi adalah mengkhatamkan Al-Qur'an dalam tiga hari, tentu ditambah Surat-Surat pilihan di atas. Meski ada target bacaan (tilawah), tetapi tetap harus memperhatikan adab-adab tilawah dan berupaya semaksimal mungkin menerapkannya. Alangkah baiknya membaca Al-Qur'an bersama keluarga, hingga bisa saling mendengarkan dan memperdengarkan bacaan. Juga perlu meluangkan waktu untuk mentadabburi yang dibaca dan menghafal beberapa ayat selama Bulan Ramadlan.

Apabila masih dirasa berat mengamalkan, meski yang batas terendah sekalipun, maka jangan tinggal sama sekali membaca Al-Qur'an. Jangan ada satu hari pun lewat, tanpa membaca Al- Qur'an, semampunya. Sambil menetapkan azam, bahkan pada suatu hari nanti saya harus bisa memenuhi minimal sekali hatam dalam satu bulan. Apabila bekesemmpatan i’tikaf di Bulan Ramadlan ini, maka semoga bisa hatam setiap pekan. Dan, pernah khatam sekali dalam tiga hari.

KETIGA: WIRID HARIAN

Yaitu wirid-wirid warisan dari Rasulullah saw. yang mengiringi hampir seluruh aktivitas kita siang dan malam. Mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali. Semoga dengan mengamalkan wirid-wirid tersebut, kita selalu ingat pada Allah swt., fokus pada tujuan utama dalam perjalanan kehidupan, dan tidak tertawan oleh glamournya kehidupan dunia yang sementara. Dengan begitu, apapun yang kita kerjakan, apapun yang kita temui, apapun yang kita dapatkan, apapun yang kita alami, dan apapun yang kita rasakan, adalah bentuk perjalanan hakiki menuju “Taqrrub” mendekat kepada Allah swt.

KEEMPAT: WIRID PADA BERBAGAI EVENT

Yaitu ajaran Rasulullah saw. berkaitan dengan moment tertentu, seperti Istikhara (Memohon ketetapan hati pada pilihan tertentu dalam hidup), Shalat Hajat, Saat bepergian; doa orang yang akan pergi dan yang ditinggalkan, saat melihat atau mendengar fenomena alam, saat pernikahan, saat memberi penghormatan, saat menghadapi persoalan, saat menjenguk orang sakit atau saat sakit, saat ada peristiwa kematian, shalat tasbih dan lain sebagainya. Semoga dengan mengikuti ajaran ini, kita selalu dalam keadaan berdzikir pada Allah swt. dan segala yang terjadi mengingatkan kita kepada-Nya dan hakikat perjalanan hidup kita.

KELIMA: WIRID-WIRID KHAS

1. Wirid doa, yaitu membaca

A. “ أَسْتَغْفِرُ لله ” sebanyak 100x,
B. “ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ . اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَِ ” sebanyak 100x,
C. “ 100x ”لاَ إِلهَ إِلاَّ لله 

Kemudian berdoa untuk kebaikan dakwah, para pendirinya, para pimpinannya, para aktivisnya, keluarga dan sanak saudara, serta seluruh bangsa Indonesia, dan untuk keselamatan serta kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Wirid Rabithah yang dapat mengikatkan hati pada tujuan mulia dan tidak terganggu oleh hasil perjuangan, apapun pemberian Allah swt.

3. Wirid muhasabah, yaitu sebelum tidur, berupaya melihat ulang amal-amal seharian. Jika kesimpulannya baik, maka hendaklah memuji Allah swt. dan jika kurang baik, maka hendaklah beristighfar dan memohon kepada Allah swt. agar menerima taubat kita. Kemudian ikutilah adab tidur seperti dalam wirid harian. Semoga dengan mengamalkan tradisi baik yang diwariskan oleh Rasulullah saw. ini, kita makin paham dengan arah perjalanan hidup yang hakiki.

Berorganisasi itu salah satu kewajiban dalam agama, sebab kebenaran yang tidak tertata rapih dapat dikalahkan oleh kebatilan yang tertata rapih, dan Rasulullah saw. menyatakan bahwa kalau bepergian tiga orang, maka hendaklah mengangkat salah satu menjadi pimpinan. Namun, berorganisasi bukan jaminan utama untuk mendapatkan posisi yang dekat di sisi Allah swt., sebab ada yang berorganisasi bersama manusia terbaik, tetapi ujungujungnya ia masuk neraka.

Berorganisasi membantu kita untuk saling mengingatkan, saling mengontrol, saling mendoakan, saling bekerja sama dalam kebaikan, saling menguatkan untuk berkontribusi bagi tanah air tercinta (Negara Kesatuan Republik Indonesia), dan saling membantu menunaikan tugas serta kewajiban. Akan tetapi, penilaian akhir atas seluruh kerja kita dalam organisasi, tidak diukur oleh posisi dan jabatan, serta hasil dan