Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

KH Zuber Safawi : Bacalah PetunjukNya


Seluruh alasan telah Allah jawab dengan sempurna, ketika Allah berfirman:

((و َ ق ا لَ ٱلرَّسُولَُ ی ٰ ر بَ إ نََّ ق وۡ می ٱتَّ خذُو اَ هٰذ ا ٱلۡقُرۡ ءا نَ ا ࣰ  مهۡجُور ))

Berkatalah Rasulullah SAW: "Ya Rabb ku sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur’an itu sesuatu yang tidak diacuhkan" (Al-Furqon:30)
Inilah yang terjadi pada zaman Rasululloh dan zaman-zaman setelahnya. Imam Ibnu Katsir menafsirkan ayat tersebut, bahwa orang orang musyrik jikalau dibacakan Al Qur’an kepadanya, maka mereka justru ribut membicarakan sesuatu yang lainnya. Mereka mengacuhkan Rasulullah SAW.

Baca juga : KH Zuber Safawi : Kejarlah Akhiratmu, Kamu Akan Dapati Keduanya

Kondisi seperti ini persis sebagaimana tergambarkan dalam surat Luqman ayat 6:
(( و م نَ ٱلنَّا سَ من ی شۡت ری ل هۡ وَ ٱلۡ ح دی ثَ لیُ ضلََّ عن سب ی لَ ٱللَّّ ب غ یۡ رَ علۡ مَ وی تَّ خذ ها هُزُوً اَ أُ ول ٰٰۤىِٕ كَ ل هُمَۡ َ عذ اب َ مُّ هین ))
"dan diantara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah SWT tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan, mereka itu akan memperoleh adzab yang menghinakan".

Itu peristiwa masa lalu. Namun pada masa kini, kejadian yang serupa berulang lagi. Apakah manusia tertarik, lalu mencari tahu petunjuk yang ada dalam Al Qu’an untuk mencari jawaban jawaban ketika manusia berjalan di muka bumi ini? 

Jawabnya banyak yang menjawab “tidak”. Masyarakat lebih tertarik pada yang lain, mencoba mencari jawaban lain selain dari Al Qur’an. Hal itu karena manusia tidak mau mendengarkan Al qu’an (dengan segala penjelasannya) secara baik.

Mereka sibuk mendengarkan lagu-lagu yang di bawakan oleh biduan-biduan yang cantik dengan suara yang merdu. 

Atau mereka asyik melihat sinetron sinetron yang di perankan oleh artis yang tampan dan cantik di televisi. 

Mereka melupakan adzan yang berkumandang, pengajian pengajian yang diberikan oleh ustadz baik di tv, radio, koran maupun majalah.

Allah SWT sangat jelas dalam mengarahkan manusia agar manusia mengikuti petunjukNya. Sebagaimana dalam surat Thaha ayat 123:

ق ا لَ ٱهۡب طا منۡ ها ج میعَۢ اَ بعۡضُكُمَۡ لب عۡ ضَ عدُ و ف إ مَّا ی أۡت ی نَّكُم من ی ى
هُد ف م نَ ٱتَّب عَ هُ دا یَ ف لَ ی ضلَُّ و لَ ی شۡق ىَٰ

"Allah berfirman turunlah kamu berdua dari syurga bersama-sama, sebagian dari kamu menjadi musuh bagi bagian yang lainya, makan jika datang kepadamu petunjuk dari padaku, barang siapa yang mengikut petùnjukku ia tidak sesat dan tidak akan celaka".

Disini Allah secara tegas mengatakan “barang siapa mengikuti petunjukKu”. Artinya, siapa saja yang mengikuti petunjuk Allah, dia takkan tersesat dan tak akan celaka. Lalu yang manakah yang disebut petunjuk Allah?

Petunjuk Allah yang dimaksut adalah seluruh Al qur’an itu sendiri. Sebagaimana Allah telah firmankan dalam suat Al Baqarah ayat pertama dan kedua yakni,

ب سۡ مَ ٱللَّّ ٱلرَّحۡ مٰ نَ ٱلرَّ حی مَ ۝ الٰۤمَٰۤ ۝ ذ ⁠ ل كَ ٱلۡ كت ٰبَُ لَ ریۡ بَ ف ی هَ ى
هُد ل لۡمُتَّ قی نَ ۝

"Alif lam mim, inilah kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya sebagai “ petunjuk” bagi yang ingin bertakwa".

Karena manusia banyak yang acuh terhadap Al Qur’an maka tak sedikit pula manusia yang tersesat dan sengsara. Karenanya, sebagai hamba yang selalu ingin menyempurnakan taqwanya pada Allah, maka mereka akan serius mendengarkan, menyimak, memperhatikan, dan mengamalkan Al Qur’an semampunya, dan tidak lupa untuk berserah diri pada Allah SWT.
إِ نَّ هََٰذَا الْقُرْآنََّ يَهْدِي لِل تِي هِيََّ أَقْوَم

“Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus [Al-Isrâ` / 17: 9]
Setiap hari kita memohon pertolongan kepada Allah SWT, maka ketika Alloh memberi petunjukNya, sudah mestinya harus kita gunakan"

Dalam hadits Qudsi yang shahih, Allah Ta’ala berfirman: 

“Wahai hamba-hamba-Ku, kalian semua tersesat kecuali orang yang Aku beri petunjuk, maka mintalah petunjuk kepada-Ku niscaya Aku akan berikan petunjuk kepada kalian” 

Ayo mari kita beramai ramai meminta petumjuk padaNya agar kita mendapatkan keselamatan di dunia maupun keselamatan di akhirat.
Semarang, 10 Juli 2020
Zuber Safawi, S.Hi